Adinda Andini 11-009
Pritta Astuti Suryaningtyas 11-023
Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi
Psikologi merupakan bagian dari psikologi pendidikan. Sesuai degan pegertian ilmu psikologi, psikologi sekolah mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, psikologi sekolah berfokus kepada siswa, guru dan orang tua siswa.
Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan
Psikologi sekolah merupakan ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang hanya berfokus pada sekolah dan bidang-bidangnya di sekolah, terutama terhadap murid.
Psikologi sekolah juga berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan akademik, sosialisasi dan emosi yang bertujuan utuk membentuk pola pikir anak.
Psikologi pendidikan
Menurut Santrock, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkunga pendidikan.
Secara harfiah atau etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Psikologi mengandung makna yaitu ilmu jiwa yang berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia melalui gejala-gejalanya, aktifitas-aktifitasnya atau perilaku manusia.
Psikologi pendidikan berarti cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari jiwa manusia atau perilaku manusia di bidang pedidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam bidang pendidikan, keefektifan dalam proses pembelajaran, cara mengajar da pengelolaan organisasi sekolah.
Dari pengertian psikologi pendidikan, dan psikologi sekolah itu sendiri, dapat dilihat perbedaan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari jiwa manusia dalam pedidikan serta gejala-gejala di bidang pendidikan. Sedangkan psikologi sekolah adalah ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang lebih mengkhususkan diri lagi hanya di dalam lingkungan sekolah, dalam proses pembelajaran dan pengajaran dan lebih secara detail memahami jiwa dan perilaku manusia di dalamnya terutama murid.
Fungsi sekolah sebagai agen perubahan
Sekolah harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala spek. Dalam hal ini, sekolah memliki 2 karakter secara umum. Pertama, melaksakan peranan, fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Sebagai agen perubahan, sekolah berfungsi sebagai alat :
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan budaya
c. Pengembangan bangsa
d. Pengembangan warga
Metode yang digunakan dalam Sistem Pembelajaran di sekolah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak selalu jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
Metode ceramah adalah metode yang paling banyak disukai oleh kebanyakan guru, karena paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi ceramah. Siswa hanya mencatat dan menghafalkan konsep-konsep yang dijelaskan guru. Dalam metode ini siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep tersebut. Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru, selain mudah penyajiannya, juga tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah merupakan suatu metode penyampaian informasi, dimana guru berbicara memberi materi ajar secara aktif dan peserta didik mendengarkan atau menerimanya.
Metode ceramah atau kuliah (lecture) merupakan suatu cara belajar mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy) sehingga pembicaraan lebih besifat satu arah (one way communication). Adapun siswa yang memiliki keterbatasan dalam memperhatikan, mendengar, mencamkan, mencatat, diberi kesempatan menjawab dan atau mengemukakan pertanyaan.
Ada juga beberapa metode yang digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
1. Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia di daerah bahasa pengantar di kelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/ bahasa ibu.
2. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuai dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa ibunya. Proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk dalam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahan kedua setelah penggunaan bahasa ibu/ daerah.
5. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya di masyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6. Metode Lingustik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa. Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu, karena dengan bahasa ibu akan memperkuat murid dalam pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.
9. Metode Unit
Metode ini berdasarkan pada 4 tahap, yaitu:
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan malalui proses induksi
d. generalisasi dan penggunaannya di sekolah dasar
Permasalahan yang terjadi di sekolah dan solusi pemecahan masalah
Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Psikologi merupakan bagian dari psikologi pendidikan. Sesuai degan pegertian ilmu psikologi, psikologi sekolah mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, psikologi sekolah berfokus kepada siswa, guru dan orang tua siswa.
Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan
Psikologi sekolah merupakan ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang hanya berfokus pada sekolah dan bidang-bidangnya di sekolah, terutama terhadap murid.
Psikologi sekolah juga berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan akademik, sosialisasi dan emosi yang bertujuan utuk membentuk pola pikir anak.
Psikologi pendidikan
Menurut Santrock, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkunga pendidikan.
Secara harfiah atau etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Psikologi mengandung makna yaitu ilmu jiwa yang berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia melalui gejala-gejalanya, aktifitas-aktifitasnya atau perilaku manusia.
Psikologi pendidikan berarti cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari jiwa manusia atau perilaku manusia di bidang pedidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam bidang pendidikan, keefektifan dalam proses pembelajaran, cara mengajar da pengelolaan organisasi sekolah.
Dari pengertian psikologi pendidikan, dan psikologi sekolah itu sendiri, dapat dilihat perbedaan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari jiwa manusia dalam pedidikan serta gejala-gejala di bidang pendidikan. Sedangkan psikologi sekolah adalah ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang lebih mengkhususkan diri lagi hanya di dalam lingkungan sekolah, dalam proses pembelajaran dan pengajaran dan lebih secara detail memahami jiwa dan perilaku manusia di dalamnya terutama murid.
Fungsi sekolah sebagai agen perubahan
Sekolah harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala spek. Dalam hal ini, sekolah memliki 2 karakter secara umum. Pertama, melaksakan peranan, fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Sebagai agen perubahan, sekolah berfungsi sebagai alat :
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan budaya
c. Pengembangan bangsa
d. Pengembangan warga
Metode yang digunakan dalam Sistem Pembelajaran di sekolah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak selalu jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
Metode ceramah adalah metode yang paling banyak disukai oleh kebanyakan guru, karena paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi ceramah. Siswa hanya mencatat dan menghafalkan konsep-konsep yang dijelaskan guru. Dalam metode ini siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep tersebut. Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru, selain mudah penyajiannya, juga tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah merupakan suatu metode penyampaian informasi, dimana guru berbicara memberi materi ajar secara aktif dan peserta didik mendengarkan atau menerimanya.
Metode ceramah atau kuliah (lecture) merupakan suatu cara belajar mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy) sehingga pembicaraan lebih besifat satu arah (one way communication). Adapun siswa yang memiliki keterbatasan dalam memperhatikan, mendengar, mencamkan, mencatat, diberi kesempatan menjawab dan atau mengemukakan pertanyaan.
Ada juga beberapa metode yang digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
1. Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia di daerah bahasa pengantar di kelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/ bahasa ibu.
2. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuai dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa ibunya. Proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk dalam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahan kedua setelah penggunaan bahasa ibu/ daerah.
5. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya di masyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6. Metode Lingustik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa. Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu, karena dengan bahasa ibu akan memperkuat murid dalam pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.
9. Metode Unit
Metode ini berdasarkan pada 4 tahap, yaitu:
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan malalui proses induksi
d. generalisasi dan penggunaannya di sekolah dasar
Permasalahan yang terjadi di sekolah dan solusi pemecahan masalah
Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Solusinya:
Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada
upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan.
Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan
kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan
untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya,
diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi
pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan,
dan sebagainya.
Fungsi dan peran Psikolog Sekolah dan perlunya Psikologi Sekolah
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antar personel sekolah, guru-guru, wali kelas, dan petugas lainnya. Pekerjaan konselor merupakan salah satu dari pekerjaan profesional di sekolah. Semua personel sekolah terkait dalam pelaksanaan program bimbingan, karena bimbingan merupakan salah satu unsur dari sistem pendidikan. Kegiatan bimbingan mencakup banyak aspek dan saling kait-mengait, sehigga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.
Hal yang diberikan dalam kaitannya dalam Psikologi Sekolah
Yang perlu diperhatikan dalam Pendidikan Seksualitas Anak
Beberapa kalangan tidak menyetujui adanya pendidikan seks diberikan pada anak karena khawatir akan semakin membuat anak ingin tahu dan melakukannya namun ada kalangan yang menyetujui pendidikan seks diberikan sejak usia dini justru untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak mereka. Dalam memberikan pendidikan seks pada anak ada rambu-rambu yang harus diperhatikan, diantaranya adalah penyesuaian materi dengan usia anak. Selain hal tersebut, yang harus diperhatikan adalah sbb:
Tanamkan rasa percaya pada anak kita. Apa yang anda pikirkan jika ada seorang anak sekolah dasar kedapatan menyimpan beberapa komik dan
Perbedaan Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan, dan Guru BK
Psikolog pendidikan memiliki ruang lingkup kerja yang luas. Psikolog
pendidikan menyelesaikan masalah pendidikan sejak pendidikan pra sekolah
hingga perguruan tinggi, setting kelas, sistem sekolah, dan sebagainya.
Dengan demikian, psikolog pendidikan memiliki peranan penting dalam
mencari titik temu dengan tantangan pendidikan pada suatu bangsa. Untuk
dapat melihat luasnya cakupan kerja dari psikolog pendidikan, ruang
lingkupnya, yaitu:· Melakukan assesment dan intervensi individual murid
sekolah· Konsultasi mengenai keberfungsian sistem sekolah· Melakukan
assesment pada anak-anak pra-sekolah di rumahnya, dan di sekolah (play
group), untuk memberikan rekomendasi alur sekolahnya· Rekruitmen dan
seleksi staf sekolah· Melakukan penelitian dan evaluasi di sekolah,
misalnya anak-anak yang mengalami autis· Pelatihan, misalnya memberikan
pelatihan ketrampilan konseling, pelatihan untuk guru dalam menghadapi
anak yang sulit belajar atau dyslexia, pelatihan keterampilan sosial,
stress management, dan adolescent counseling· Assesment orang dewasa
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi· Memberikan advice
pendidikan yang berkaitan dengan penilaian formal di sekolah yang
terkait dengan peraturan-peraturan pendidikan. Konseling terhadap orang
tua murid, khususnya mengenai perilaku anaknya Assesment terhadap
kebutuhan pendidikan khusus dan disable, anak-anak cacat fisik atau
neurologis, dukungan serta kebutuhan dalam setting sekolahnya· Terapi
keluarga, terapi individual untuk anak yang mengalami masalah emosional,
masalah keluargaDengan demikian, psikolog pendidikan dapat membantu
sekolah secara keseluruhan, sehingga sekolah tersebut menjadi lebih
efektif dalam mendukung kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan,
mengembangkan prosedur perilaku yang efektif, mengembangkan kebijakan
lebih efektif dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas sekolah,
dan membicarakan tantangan lain yang menjadi minat staf sekolah.
Psikolog Sekolah (Bimbingan Belajar, Play group, TK, SD, SLTP, SMU, dan
Perguruan Tinggi). Bimbingan adalah “proses memberikan bantuan kepada
siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri
pribadinya dan akan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk
melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong
dirinya sendiri menghadapi serta memecahkan masalah-masalahnya, semuanya
demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi kemajuan dan
kesejahteraan mentalnya”Sedangkan konseling diartikan sebagai “proses
interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung
(tatap muka) atau tidak langsung (melalui media internet atau telepon)
dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau memecahkan masalah yang dialaminya”. Bimbingan konseling menempati
bidang pembimbingan siswa dalam keseluruhan, proses dan kegiatan
pendidikan. Pemberian bimbingan konseling kepada siswa agar
masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri secara
optimal. Bimbingan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya,
bimbingan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap.
Tugas Guru BK/Konselor Menurut PP No. 74 Tahun 2008 adalah Guru
bimbingan konseling /konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang
dalam pelaksanaan pembimbingan konseling terhadap peserta didik. Tugas
guru bimbingan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan
kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.Tugas guru bimbingan
konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam:Pengembangan
kehidupan pribadi, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik
dalam memahami serta menilai bakat dan minat. Pengembangan kehidupan
sosial, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan
industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pembimbingan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah secara mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang
pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.Jenis bimbingan
adalah sebagai berikut:Bimbingan orientasi, yaitu bimbingan yang
membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah/madrasah dan objek-objek yang dipelajari, untuk menyesuaikan
diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
Letak perbedaan antara psikolog pendidikan dengan guru BK/BP
yaitu:Psikolog (termasuk psikolog pendidikan) adalah seorang sarjana
psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi dan berhak membuka
praktek, termasuk praktek konseling, namun tidak berkompeten
mengeluarkan resep obat. Psikologi mempelajari perilaku manusia secara
umum dan terbagi atas enam bidang, yaitu Psikologi Industri &
Organisasi, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi
Sosial, Psikologi Klinis dan Psikologi Eksperimen.Sedangkan,Konselor
adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling.
Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau
Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama
Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses
sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan
konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor
bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga
merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana,
dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor
pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan bimbingan
konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru
BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat
terlebih dulu.
Sumber:
www.scribd.com
miftah19.wordpress.com
zaifbio.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar